Amerika Serikat Mulai Dijauhi
Banyak Negara
Washington DC, Selasa - Meski Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton
sudah menegaskan bocoran kawat diplomatik di WikiLeaks tak akan mengganggu
hubungan AS dengan sekutu-sekutu utamanya, negara-negara di dunia mulai
menunjukkan sikap menjauh dan menarik diri.
Para pejabat di Departemen Luar Negeri dan Departemen Pertahanan AS
(Pentagon) mengakui beberapa negara mulai mengurangi kedekatan dengan AS
setelah bocoran informasi yang memalukan keluar.
”Paling tidak sudah terlihat indikasi perubahan sikap individu maupun
pemerintah beberapa negara dalam bekerja sama dan berbagi informasi dengan
kami,” tutur juru bicara Pentagon, Kolonel David Lapan, Selasa (7/12).
Lapan kembali menyampaikan kekhawatiran bahwa para calon informan maupun
sumber-sumber intelijen AS di negara lain mungkin tak akan berani lagi
memberikan informasi karena takut identitas mereka bocor. Negara-negara pun
akan jauh lebih berhati-hati dengan informasi yang mereka bagi ke AS.
Juru bicara Deplu AS, Philip J Crowley, mengatakan, sampai saat ini belum
ada rencana untuk mengganti secara besar-besaran personel diplomatik AS di
seluruh dunia.
Meski demikian, Crowley mengakui bahwa beberapa pemerintah negara-negara
asing saat ini menunjukkan sikap skeptis yang lebih besar saat bertemu para
diplomat AS. ”Kami mengakui, hubungan dengan negara-negara tertentu telah
terkena dampak (kejadian ini),” kata dia.
Salah satu negara yang terang-terangan mengungkapkan kekecewaannya adalah
Polandia. Perdana Menteri Polandia Donald Tusk mengatakan, Polandia telah
kehilangan bayangan indah akan hubungannya dengan AS.
”Kita menghadapi masalah yang sangat serius. Ini bukan masalah citra atau
reputasi, tetapi bahwa (Polandia) telah kehilangan ilusi akan karakter hubungan
antara negara-negara yang berbeda, termasuk di antara dua sekutu dekat seperti
Polandia dan AS,” ujar Tusk di Warsawa, Selasa, setelah bocoran kawat
diplomatik menyangkut Polandia keluar di WikiLeaks.
Bocoran tersebut mengungkap harapan Polandia agar AS memberikan sistem
rudal anti-rudal Patriot yang siap operasional, lengkap dengan pasukan untuk
mengoperasikan sistem rudal itu. Padahal, AS sama sekali tak berniat melakukan
itu semua kecuali hanya memberikan peluncur rudal (tanpa rudalnya) dan mengirim
20-30 personel tetap.
Rusia tuntut NATO
Reaksi keras juga datang dari Rusia setelah bocoran kawat diplomatik yang
ditandatangani Hillary Clinton mengungkapkan rencana rahasia NATO untuk
membangun sistem pertahanan di negara-negara Baltik eks-Uni Sovyet, yakni
Estonia, Latvia, dan Lituania.
Duta Besar Rusia untuk NATO Dmitry Rogozin mengatakan di Brussels, Belgia,
Selasa, ia akan membawa permasalahan tersebut dalam pertemuan Dewan NATO-Rusia,
Rabu. ”Kami harus mendapat jaminan bahwa rencana-rencana (NATO di Baltik) itu
dibatalkan dan bahwa Rusia bukanlah musuh NATO,” tandas Rogozin.
Pengungkapan dokumen itu mempermalukan Rusia dan NATO karena terjadi hanya
beberapa hari setelah NATO sepakat meningkatkan kerja sama dengan Rusia dalam
KTT NATO di Lisabon, Portugal, bulan lalu.
Dalam perkembangan terakhir ”Perang WikiLeaks” di dunia maya, para
pendukung WikiLeaks, Rabu, menyerang situs-situs lembaga yang telah memutus
hubungan dengan organisasi pembocor rahasia itu.
Sekelompok aktivis peretas (hacktivist) bernama Anon_Operation mengklaim
telah meretas situs perusahaan kartu kredit MasterCard (www.mastercard.com) dan
bank PostFinance (www.postfinance.ch) milik Kantor Pos Swiss. Pihak PostFinance
mengaku telah diserang para peretas sejak menutup rekening pendiri WikiLeaks,
Julian Assange, Senin.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking