Vrydag 15 Maart 2013

Amerika Serikat Mulai Dijauhi Banyak Negara


Amerika Serikat Mulai Dijauhi Banyak Negara
Washington DC, Selasa - Meski Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton sudah menegaskan bocoran kawat diplomatik di WikiLeaks tak akan mengganggu hubungan AS dengan sekutu-sekutu utamanya, negara-negara di dunia mulai menunjukkan sikap menjauh dan menarik diri.
Para pejabat di Departemen Luar Negeri dan Departemen Pertahanan AS (Pentagon) mengakui beberapa negara mulai mengurangi kedekatan dengan AS setelah bocoran informasi yang memalukan keluar.
”Paling tidak sudah terlihat indikasi perubahan sikap individu maupun pemerintah beberapa negara dalam bekerja sama dan berbagi informasi dengan kami,” tutur juru bicara Pentagon, Kolonel David Lapan, Selasa (7/12).
Lapan kembali menyampaikan kekhawatiran bahwa para calon informan maupun sumber-sumber intelijen AS di negara lain mungkin tak akan berani lagi memberikan informasi karena takut identitas mereka bocor. Negara-negara pun akan jauh lebih berhati-hati dengan informasi yang mereka bagi ke AS.
Juru bicara Deplu AS, Philip J Crowley, mengatakan, sampai saat ini belum ada rencana untuk mengganti secara besar-besaran personel diplomatik AS di seluruh dunia.
Meski demikian, Crowley mengakui bahwa beberapa pemerintah negara-negara asing saat ini menunjukkan sikap skeptis yang lebih besar saat bertemu para diplomat AS. ”Kami mengakui, hubungan dengan negara-negara tertentu telah terkena dampak (kejadian ini),” kata dia.
Salah satu negara yang terang-terangan mengungkapkan kekecewaannya adalah Polandia. Perdana Menteri Polandia Donald Tusk mengatakan, Polandia telah kehilangan bayangan indah akan hubungannya dengan AS.
”Kita menghadapi masalah yang sangat serius. Ini bukan masalah citra atau reputasi, tetapi bahwa (Polandia) telah kehilangan ilusi akan karakter hubungan antara negara-negara yang berbeda, termasuk di antara dua sekutu dekat seperti Polandia dan AS,” ujar Tusk di Warsawa, Selasa, setelah bocoran kawat diplomatik menyangkut Polandia keluar di WikiLeaks.
Bocoran tersebut mengungkap harapan Polandia agar AS memberikan sistem rudal anti-rudal Patriot yang siap operasional, lengkap dengan pasukan untuk mengoperasikan sistem rudal itu. Padahal, AS sama sekali tak berniat melakukan itu semua kecuali hanya memberikan peluncur rudal (tanpa rudalnya) dan mengirim 20-30 personel tetap.
Rusia tuntut NATO
Reaksi keras juga datang dari Rusia setelah bocoran kawat diplomatik yang ditandatangani Hillary Clinton mengungkapkan rencana rahasia NATO untuk membangun sistem pertahanan di negara-negara Baltik eks-Uni Sovyet, yakni Estonia, Latvia, dan Lituania.
Duta Besar Rusia untuk NATO Dmitry Rogozin mengatakan di Brussels, Belgia, Selasa, ia akan membawa permasalahan tersebut dalam pertemuan Dewan NATO-Rusia, Rabu. ”Kami harus mendapat jaminan bahwa rencana-rencana (NATO di Baltik) itu dibatalkan dan bahwa Rusia bukanlah musuh NATO,” tandas Rogozin.
Pengungkapan dokumen itu mempermalukan Rusia dan NATO karena terjadi hanya beberapa hari setelah NATO sepakat meningkatkan kerja sama dengan Rusia dalam KTT NATO di Lisabon, Portugal, bulan lalu.
Dalam perkembangan terakhir ”Perang WikiLeaks” di dunia maya, para pendukung WikiLeaks, Rabu, menyerang situs-situs lembaga yang telah memutus hubungan dengan organisasi pembocor rahasia itu.
Sekelompok aktivis peretas (hacktivist) bernama Anon_Operation mengklaim telah meretas situs perusahaan kartu kredit MasterCard (www.mastercard.com) dan bank PostFinance (www.postfinance.ch) milik Kantor Pos Swiss. Pihak PostFinance mengaku telah diserang para peretas sejak menutup rekening pendiri WikiLeaks, Julian Assange, Senin.

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking